assalamualaikum.....

Selamat datang di taman hati mumtaz, semoga blog ini bermanfaat bagi yang membacanya.....

Sunday, November 20, 2011

Anakku selalu meniru suara

Kini ia pintar mengenali bermacam suara sekaligus menirunya

Suara-suara menjadi pusat perhatian balita 2 tahun. Anak-anak usia ini cepat mengenal beragam suara, bahkan bisa meniru suara yang ia dengar. Kemampuan ini merupakan gambaran dari kecerdasan kognitif terutama memori dan bahasa.

“Brmmm-brmmm. Itu suara mobil minibus! Drmmnm-drmmmm….itu suara truk!” ujar Dody (25 bulan). Tak beda jauh dengan Mumtazah yang mengenal betul suara favoritnya. “ting-ting-ting, suara pianoku indah,” ujarnya sambil mendendangkan irama seperti tokoh kesayangannya, Elmo.

Bayi memang dibekali kepekaan terhadap beragam rangsang, terutama auditori. Maka tak mengherankan jika balita 2 tahun mampu membedakan rangsang suara yang didengarnya dengan sumber suaranya. Coba tanyakan, “Hayoo..ini suara apa, tik-tok-tik-tok?” Ia menjawab,”Jam”.

Main tebak suara
Kalaupun balita Anda belum terampil atau kurang pengetahuan tentang suara hewan-hewan dan sumber bunyi lain seperti kereta api, deru mobil atau pesawat, Anda bisa melatihnya.

Misalnya, dengan menggunakan laptop, telepon, piano atau mainan bertombol yang ada fitur mengenal suara hewan. Ketika ditekan gambar sapi, keluarlah suara sapi. Ada pula mainan, buku dan permainan lain yang mengeluarkan bunyi untuk mengasahnya.

Latihan memori dan kepekaan menangkap rangsang auditori bisa pula dilakukan dengan cara terbalik Sebutkan nama hewan atau obyek yang punya suara, biarkan ia menebak. Bagus juga main tebak hewan ini disertai ekspresi dan bahasa tubuh yang atraktif. Kegiatan ini asyik dilakukan sebagai jeda saat mengantar tidur, sambil mendongeng atau membacakan cerita.

bila si balita suka corat-coret

Corat-coret bukan sekadar kegiatan mengotori tembok, kertas atau buku dan majalah. Ini ajang penting untuk melatih motorik halus.

Asyik juga mengamati balita mencoret-coret tembok, kertas atau apapun yang ada didekatnya. Menakjubkan, karena yang bagi orang dewasa itu coretan itu bagaikan benang kusut tapi  balita begitu menikmati aktivitas ini. Dia begitu bangga dan begitu bahagia mengamati hasil coretannya.

Sebenarnya aktivitas coret-coret ini adalah awal dari aktivitas menulis, saat itu balita 1 tahun senang meniru kebiasaan orang dewasa di sekitarnya. Dia mengamati kita !..

Kenapa coretannya masih seperti benang kusut? Karena balita 1 tahun walaupun sudah mampu memegang krayon/pensil dengan benar tapi dia belum mampu untuk mengendalikan gerak motorik halusnya. Sehingga hasil coretannya akan tampak seperti benang kusut.

Coretan benang kusut ini akan terjadi dengan alat tulis apapun yang kita berikan. Ini adalah tahap awal belajar mereka untuk memulai proses menulis. Jangan dulu latih  balita untuk mewarnai gambar. Biarkan saja balita kita asyik bereksplorasi dengan crayon dan coretannya.

Apa aja yang harus dilakukan oleh orang tua untuk membantu balita melalui tahap ini ? :
  • Jangan pelit memberikan kertas dan krayon untuk membantu balita mengembangkan keterampilannya dan menguatkan otot jarinya.
  • Dampingi balita ketika sedang melakukan aktivitas mencoret-coret ini. Karena bisa saja balita bosan mencoret-coret kertas, dia berpindah mencoret tembok, kursi bahkan mencoret dirinya sendiri. Ketika kebosanan mendera balita, bisa saja balita coba-coba memasukkan crayon/spidol ke dalam mulutnya.
  • Jangan hanya terpaku pada kegiatan mencoret-coret ini. Lakukan variasi kegiatan di saat dia sudah kelihatan mulai bosan mencoret-coret. Seperti bernyanyi sambil bertepuk tangan misalnya. Jadi balita bisa mengembangkan keterampilannya yang lain.

Yuuuk ajari anak bersikap sportif

Maunya berkompetisi tapi tak bisa menerima kekalahan. Mengajarkan sikap sportif bukanlah sia-sia.

Balita 5 tahun hobi betul main bola, boardgame, lomba lari, lomba makan kerupuk dan sabagainya. Jika menang, senangnya bukan main. Bagaimana anak-anak usia ini menghadapi kekahalan?

Mengabaikan aturan. Sampai umur 6 tahun, anak-anak belum benar-benar dapat menerima kekalahan dan bersifat sportif. Mereka memilih mengabaikan aturan daripada menerima risiko kalah. Padahal mereka sudah memahami aturan main. Ini karena balita 5 tahun masih memiliki perasaan sebagai pusat dunia (egosentris). Anak merasa seharusnya ia yang memenangkan setiap lomba. Tak heran jika anak masih sulit menerima kekalahan.

Karenanya, yang paling bijaksana adalah puji balita 5 tahun untuk ikut bermain atau bertanding. Daripada bertanya siapa yang memenangkan pertandingan, lebih baik menekankan seberapa keras anak berusaha atau berlatih sebelumnya. Atau bagaimana senangnya dapat bermain atau berlomba bersama teman-teman.

Kalah-menang, biasa. Namun, bukan berarti sia-sia jika Anda mengajarkan sportivitas. Balita belajar dengan cara memperhatikan apa yang terjadi di lingkungannya. Jika Anda secara konsisten sportif pada setiap permainan atau pertandingan, serta tidak menunjukkan sikap mau menang sendiri, anak pun mengikuti jejak Anda

Tak perlu pula membesar-besarkan sebuah kemenangan, tapi tunjukkan bahwa yang penting Anda telah berusaha, dan lebih menekankan pada sisi kebersamaan serta fun dibandingkan sekedar menang atau kalah.

Beri penghargaan. Jangan lupa pula, hargai setiap upaya maupun pencapaiannya. Dukungan Anda pada setiap kegiatannya meningkatkan rasa percaya dirinya. Pada saatnya ia tidak lagi merasa terancam jika kalah dari orang lain.

Jika ini terjadi, sedikit demi sedikit Anda giring si kecil untuk berani mengakui kekalahannya secara sportif pada setiap kompetisi. Di saat inilah anak berani berkompetisi dalam arti sebenarnya.