Sudahkah anda minum air putih hari ini? Dari delapan gelas
yang dianjurkan ahli kesehatan, sudah berapa gelas yang anda teguk? Jangan
sepelekan masalah minum air putih ini. Jika lebih sedikt dari yang dianjurkan,
salah –salah organ tubih anda akan berontak dengan ekspresi rasa sakit
dimana-mana.
Oh,
air, sadarkah kita betapa berartinya ia? Makhluk manapun tidak akan lama
bertahan hidup tanpa air. Tak heran banyak pihak yang menobatkan air sebagai
sumber kehidupan. Sayangnya penghargaan kita terhadap air masih sangat kurang.
Kita tak sayang menggunakan air berlebihan dari keperluan karena mudah
mendapatkannya, padahal dalam berwudhu saja islam menganjurkan kita untuk
menghemat air.
Namun
air tak pernah minta penghargaan kita. Ia malah menambah manfaat dirinya dengan
pelajaran lain yang sangat luar biasa. Ya, perjalanan hidup bagi mereka yang
mau mengubah kualitas dirinya.
Kebenaran akan bertahan lama
“Allah
telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air dilembah-lembah
menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang... Demikian allah
membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu akan
hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya....” (QS Ar Ra’d : 17)
Allah
memberi perumpamaan yang hak dan yang bathil dengan air dan buihnya. Air murni
diibaratkan sebagai yang hak, akan terus mengalir melintasi medan dan
rintangannya menuju ke laut. Itulah kebenaran, ia mungkin sering terdesak tapi
tidak pernah bisa dihentikan. Sedangkan buih dianalogikan sebagai kebathilan
yang akan hilang lenyap sebelum mencapai apapun, karena kebathilan itu rapuh.
Fokus dan Ulet
Air
yang tampak lemah, ternyata mampu melubangi batu. Ia membuktikan bahwa
pekerjaan yang mustahil sekalipun, akan berhasil dilakukan jika dikerjakan
dengan kesabaran dan kontinyu.
Air
yang mengalir dari pegunungan terus turun kemuara juga hanya fokus mencapai
satu tujuan, yaitu laut. Diperjalanan ia berbenturan dengan batu, pasir,
daun-daunan, reranting pepohonan dan segala benda alam lainnya yang ternyata
tak membuat fokusnya berubah, ia tetap ulet menuju laut. Jika kita terapkan
prinsip fokus dan ulet ini, maka tujuan yang palinga sulit pun pasti bisa kita
capai.
Menebar dan Meninggalkan Manfaat
Dimanapun
ia mengalir, air selalu menambah kelangsungan hidup bagi apapun. Bagi manusia,
tanaman atau binatang, semua tumbuh dengan adanya air. Ini menginspirasi kita
untuk selalu memberi manfaat bagi sekeliling, terlepas dari apakah orang lain
mengapresiasi atau tidak, manfaat tak boleh berkurang.
Setelah
melewati sebuah benda, air pun akan meninggalkan jejak basah. Jejak ini
mengingatkan kita agar kebaikan yang kita tebar tidak hanya terasa disaat kita
ada. Idealnya ketika kita tiadapun jejak kebaikan itu masih bisa dirasakan oleh
orang lain.
“...Adapun
yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap dibumi. Demikianlah allah
membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS Ar Ra’d : 17)
Bergerak Agar Berkualitas, Diam Menjadi Penyakit
Air
mengjarkan pentingnya mengikuti dan melakukan perubahan. Ia terus bergerak,
berubah menyesuaikan diri dengan tempat yang dilewatinya. Pergerakannya yang
konsisten membuatnya tetap jernih, tidak berbau dan menyegarkan.
Sebaliknya,
air yang menggenang, tidak mengalir, dan statis, akan berubah warnanya,
mengeruh, menguning, lalu menghitam. Bermacam-macam kuman hidup dan berkembang
biak, mengeluarkan bau tak sedap, dan akhirnya menjadi sumber segala penyakit
dan tempat berkembang biak nyamuk pembawa wabah.
Sejalan
dengan karakter manusia, bagi siapa yang terus melakukan perubahan maka
pengalaman hidupnya akan makin terasah dan berkualitas. Sedangkan yang enggan
merubah diri, penyakit dan kegagalan akan terus bertambah tumbuh didalam diri
kita.
“Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain,” (Al Insyirah : 7)
Tetap Butuh Lingkungan yang Kondusif
Bahwa
airpun mempunyai potensi merusak jika
debitnya tidak terkendali atau ‘pasrah’ saja ketika masuk ketempat yang
tercemar, ini juga merupakan hikmah allah yang luar biasa. Artinya, Betapapun
banyaknya kebaikan yang dimiliki, kita tidak mungkin shaleh sendirian. Harus
ada lingkungan kondusif yang mampu menjaga keshalehan kita. Karena air tak mungkin
mengancam dan tercemar jika tanpa andil campurtangan manusia yang merusak
lingkungan, wallahua’lam
Assalamualaikum wr wb
ReplyDeleteblognya bagus deh....
berkunjung jg yah ke blog saya
http://www.tamizacomputer.blogspot.com/
Waalaikumsalam wr wb,,, sama2 akh :)
ReplyDeleteassalamu'alaikum teh ina *kalau ga salah :D
ReplyDeletesalam kenal..nice note :)